Kasus yang mencuat tentang pengaturan skor yang melibatkan ke empat pasangan pebulutangkis dunia menarik untuk dibahas. Dalam kasus tersebut, ke empat pasangan yang terdiri dari pasangan ganda putri Indonesia Greysia Polii/Meiliana Jauhari, Wang Xiaoli/Yu Yang dari tim China serta dua pasangan asal Korsel Ha Jung-Eun/Kim Min-Jung dan Jung Kyung-Eun/Kim Ha-Na harus terdepak dalam turnamen empat tahunan tersebut.
Berawal dari tim China yang ingin mendominasi turnamen tersebut, pada pertandingan terakhir penyisihan grup China menyerah pada Korsel sehingga China harus berada di runner up Grup A sedangkan lawannya berada pada puncak klasemen.
China yang dikabarkan mengalah dalam partai terakhir penyisihan grup tersebut memiliki tujuan agar mereka bisa terhindar dari pertemuan dengan rekan senegaranya pada pertandingan lanjutan dan berusaha menciptakan agar terjadi final sesama rekan senegara.
Di grup C, tim Indonesia Greysia Polii/Meiliana Jauhari juga mengalah kepada tim Korsel lainnya dengan tujuan agar mereka bisa terhindar dari tim kuat China pada pertandingan lanjutan di babak knock out.
Di sinilah terjadinya petaka di mana ke empat pasangan tersebut dituduh tidak melakoni pertandingan yang sportif sehingga mereka harus dinyatakan didiskualifikasi oleh badan yang berwenang dalam hal ini BWF.
Menyimak turnamen-turnamen sebelumnya, hal ini tidak pernah terjadi karena pada format pertandingan yang dikemas menggunakan sistem knock out atau sistem gugur. Untuk Olympiade London kali ini, format pertandingan diubah menjadi sistem setengah kompetisi seperti pada kebanyakkan kompetisi-kompetisi sepakbola.
Tidak diketahui alasan yang tepat dari BWF yang mengubah format pertandingan dari sistem gugur menjadi sistem babak kualifikasi. Entah ada tujuan apa dibalik perubahan sistem format tersebut. Apakah ada unsur komersil dibalik perubahan format pertandingan pada turnamen yang banyak digemari masyarakat dunia? Atau barangkali ada unsur untuk menciptakan perjudian misalnya...
Saya pribadi tidak melihat ada kesalahan yang dilakukan oleh para pemain. Saya tidak melihat adanya kecurangan yang dilakukan oleh para pemain. Toh mereka bermain untuk menang. Adalah taktik atau strategi mereka dalam memenangi setiap 'pertempuran'.
Saya pun akan berbuat demikian bila berada pada posisi seperti para pemain kita, Greysia Polii/Meiliana Jauhari. Tentu saja saya akan sebisa mungkin menghindar dulu, bukan karena takut, toh nanti juga akan saling ketemu juga. Iya kan? Menurut saya ini adalah taktik cerdas yang diterapkan oleh masing-masing pemain.
Kita bisa lihat ada berapa banyak kasus seperti ini muncul di dalam kompetisi-kompetisi olahraga lainnya seperti sepakbola. Sangat banyak. Ya itu tadi, badan-badan yang berwenang seperti BWF ingin menggemukkan atau memekarkan pertandingan agar terjadi lebih banyak partai sementara para pemain harus mengeluarkan peluh yang berlebihan.
Menurut saya, bila hal ini tidak ingin terulang, benar kata para ahli atau olahragawan, kompetisi dengan format babak kualifikasi harus dihapus dan tetap menggunakan format lama yakni sistem gugur. Itu saja.Jangan kita terlalu gampang untuk mencap sesuatu yang tidak kita dalami terlebih dahulu. Gampang memang, kalau mengatakan kejadian ini sangat memalukan. Bah.....
Pendapat kamu gimana?